c. Kasus apa saja yang mengharuskan seorang ibu menjalani lahiran caesar?
Memiliki seorang anak adalah impian setiap orang tua di dunia. Sayangnya, keinginan ini masih belum diikuti dengan perencanaan yang matang terhadap proses persalinan orang tua.
Proses persalinan ada dua cara, yakni Vaginal Birth atau kelahiran secara normal dan Persalinan Caesar atau lewat operasi.
Ibu hamil dan keluarga umumnya akan menghindari kelahiran sesar, padahal di beberapa kasus, kelahiran secara sesar dibutuhkan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Operasi Caesar atau bedah sesar atau sering disebut juga dengan seksio sesarea adalah proses persalinan melalui pembedahan di mana irisan dilakukan di perut ibu dan Rahim untuk mengeluarkan bayi.
Berikut adalah beberapa kasus yang mengharuskan seorang ibu menjalani prosedur kelahiran secara sesar:
- Kepala bayi yang lebih besar dibandingkan panggul ibu
- Kondisi Hipertensi dalam kehamilan / Preeklamsia
- Infeksi akut genital yang bisa ditularkan ke bayi. Cntohnya adalah Herpes dan HIV yang belum dikontrol dengan penggunaan obat-obatan anti virus
- Bekas pada lahiran Caesar sebelumnya
- Persalinan macet
- Kehamilan multiple seperti bayi kembar dua atau triplet
- Gagal induksi persalinan
- Ruptur uteri, yakni terjadinya robekan di rahim ibu saat bayi belum dilahirkan
- Sesar atas keinginan sendiri. Hal ini bisa disebabkan beberapa alasan yang bersumber dari sang ibu dan keluarga, seperti kecemasan akan rasa sakit yang mungkin dirasa saat akan lahir normal, ketakutanatau trauma dari lahiran normal sebelumnya, merasa operasi sesar lebih aman dari lahiran secara normal
- Mengikuti kondisi janin. Bila berat bayi > 4000g, dan letak janin melintang, Dokter umumnya akan menganjurkan pelaksanaan operasi secara Caesar
Perlu digarisbawahi bahwa melahirkan sesar berencana akan mengalami penyembuhan lebih baik dengan kondisi bayi yang lebih sehat.
Meski demikian, perlu diketahui risiko pelaksanaan kelahiran secara Caesar untuk ibu seperti berikut ini:
- Risiko kematian lebih tinggi yakni 13 per 100.000 dibandingkan kelahiran normal 3.5 per 100.000
- Infeksi luka operasi
- Pendarahan
- Perlukaan organ sekitar
- Perlekatan setelah operasi
- Hernia insisonal
- Depresi lebih tinggi pada ibu
- Komplikasi akibat anesti serta
- Bekuan darah yang menyumbat paru.